Postingan

Mengapa introvert tidak dibiarkan sendiri saja ?

Mengapa introvert tidak dibiarkan sendiri saja ? Kamu suka bersosialisasi tapi aku lebih senang dengan kesendirian Kamu senang ngobrol tapi aku senang banyak terdiam Mengapa aku harus menyesuaikan diri dengan keadaan mu Alih-alih sudah nyaman dengan keadaan ku yang sekarang  Maksud hatimu mungkin saja adalah niat baik  Ingin menemani karena merasa kasihan Atau bisa saja ingin menemani karena tidak ada pilihan lain  Atau bisa saja karena tuntutan zaman  yang menganggap bahwa kesendirian adalah hal yang aneh  Dan jaringan dengan bersosialisasi adalah hal yang paling dibutuhkan  Tapi tahukah kamu ? Bahwa aku senang dengan kesendirian  Aku menikmati ketika berada di taman sendirian Aku menikmati ketika berada dalam kamar kecil ku  Yang dipenuhi nuansa yang membangkitkan mood ku  Dan ditemani dengan buku-buku kesukaan ku  Lalu tidur untuk menenangkan pikiran yang kadang kala kacau  Hanya satu pintaku untukmu  Tidak bisakah kita saling memahami? Untuk tidak selalu menuntut kamauan masing-mas

‘’Terima kasih’’

Kuhanturkan rasa terima kasih ku yang mendalam untukmu yang sudah bertahan sejauh ini, sudah mampu menjadi diri sendiri di tengah-tengah tuntutan orang lain akan dirimu karena kamu dianggap berbeda, sudah memiliki karakter yang unik sebagaimana kamu diciptakan, sudah mampu berjuang untuk orang-orang yang kamu sayangi. Ku tahu tidak mudah untuk melewati masa-masa itu, masa yang berat yang harus dilalui orang seperti mu.  Aku bersyukur sejauh ini kamu baik-baik saja ketika banyak orang diluar sana menjadi tidak baik-baik saja karena memperjuangkan sesuatu.  28 tahun bukan waktu yang singkat untuk dilewati, bukan juga waktu yang lama untuk hidup di dunia yang fana ini.  Semoga di hari-hari yang akan datang kamu tetap bertahan melewati hari demi hari dengan penuh pengharapan seperti biasanya karena akan tiba saatnya Yang Kuasa akan menjawab doa mu satu persatu walau nanti jawaban doa itu bisa saja memihakmu atau sebaliknya jauh dari harapanmu, tapi setidaknya kamu telah mencoba yang terb

Merasa Terjebak

Menyesal adalah kata yang tepat yang terlintas di pikiran saat ini Menyesal karena sepertinya telah salah mengambil keputusan Menyesal karena keputusan yang diambil dahulu adalah untuk menyenangkan orang lain Menyesal karena memang rasanya telah melakukan kesalahan fatal menyangkut masa depan Apa gunanya ketenaran jika tidak menikmati hidup  Apa gunanya kenyamanan jika tidak membuat hidup berkembang  Apakah nantinya aku akan terjebak disini dalam  waktu yang lama? Apakah nantinya aku bisa menikmatinya? Apakah nantinya aku akan mendapat teman yang siap mendukung? Jika ada teman seperti itu, apakah kami nantinya memiliki prinsip yang sama? Semuanya rasanya masih abu-abu  Sekitar tidak ada yang bisa ditebak  Semuanya sibuk menyelamatkan diri sendiri  Tanpa peduli ada yang tenggelam  Sebenarnya ini hanyalah ungkapan perasaan  Untuk meredam emosi yang tidak tersalurkan Tidak terlalu butuh jawaban dari setiap pertanyaan Tidak terlalu butuh teori untuk menyenangkan hati  Karena seiring berjal

Kenangan masa kecil

 Waktu kecil pernah tinggal di sebuah Gubuk. Dulu masih berlima sebelum adik-adik lahir. Tiap hari harus berjalan beberapa kilo meter untuk sampai ke sekolah, perginya kadang diantar kadang jalan, pulangnya sudah pasti jalan sendiri karna berbeda sekolah sama kakak abang. Di malam hari harus menggunakan lampu teplok untuk belajar karna tidak dialiri listrik  dulu tak pernah berpikir untuk menuntut sana sini menjalani hari-hari dengan bahagia walau serba kekurangan. Waktu itu lebih suka tinggal disini dari pada harus tinggal di rumah karna beberapa alasan yang tidak harus dijelaskan. Suara burung, angin sepoi-sepoi, menjadi penghibur di pagi yang indah. Banyak kisah yang tidak mungkin terlupakan, banyak juga kisah yang sudah terlupakan karena memori yg juga terbatas. Hari ini aku berpikir, betapa bodohnya aku jika sekarang mengeluh sana sini, menuntut lebih ini itu, ingin memiliki ini itu yang seharusnya tidak harus dimiliki.  Terlalu meratapi kesulitan memang hal buruk tapi untuk tidak

Saat itu di Hari Ulang Tahun Ayah

Teruntukmu yang sudah pergi... waktu itu orang hanya bilang   ''apa yang pergi, lepaskan! apa yang hilang, relakan! meski keduanya sakit bebaskan dirimu dari kesedihan yang berlarut-larut lalu, hidup akan kembali seperti semula''   aku tidak membantah apa kata mereka waktu itu tapi setegar itukah aku mendengar semua itu ?   terdiam menjadi keputusan yang tepat mendengar semua kata-kata, yang katanya itu menjadi kata-kata yang tepat untuk orang sepertiku alih-alih harus mengucapkan kata-kata penghiburan   lalu hari ini adalah hari lahirmu sejenak semuanya ada dalam ingatan kenangan dulu hampir tidak ada yang pudar terkhusus teriakan orang terkasihmu pada hari terakhirmu   ga sanggup rasanya melihat mama waktu itu rapuh karna kehilanganmu tapi yang Bapak lakukan apa? hanya diam membisu!   aku tidak bisa menentang kehendak Yang Kuasa untuk tidak membuat kita selalu bersama di dunia yang fana ini aku hanya ciptaa